PENCEGAHAN KEJAHATAN SEKSUAL PADA ANAK USIA DINI

Abstract

Pendidikan seks sejak dini, guru dapat berperan untuk mengarahkan anak pada perkembangan sikap dan pengetahuan tentang seks yang akan sangat berguna untuk membentengi diri mereka dari ancaman pelecehan yang terjadi. Pendidikan seks yang dimaksudkan adalah upaya pengajaran, penyadaran, pemberian informasi tentang masalah seksual. Oleh karenanya sangatlah menarik dan penting untuk mengkaji lebih lanjut mengenai bagaimana peraturan hukum positif mengenai kejahatan seksual terhadap anak usia dini dan bagaimana peran pendidikan seksual sebagai alat pencegahan untuk melindungi anak usia dini dari kejahatan seksual Untuk menjawab permasalahan tersebut, digunakan metode penelitian hukum yuridis normatif dengan metode pendekatan peraturan perundang-undangan dan konseptual. Data yang diperoleh dari sumber bahan hukum primer, sekunder, dan tertier dikumpulkan yang kemudian dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif. Dari hasil penelitian didapat bahwa Pengaturan hukum yang dapat diberikan terhadap anak yang menjadi korban tindak pidana atau kejahatan seksual diberikan melalui, KUHP Pasal 290 angka 2, Pasal 291, Pasal 292, dan Pasal 293, UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam Pasal 76D UU 35/2014, Pasal 76E UU 35/2014, Pasal 81 ayat (1) Perppu 1/2016, dan Pasal 82 ayat (1) Perppu 1/2016, dan Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 415 huruf b, Pasal 416, Pasal 417, Pasal 418 ayat (1), Pasal 419, Pasal 422. Kejahatan seksual pada anak usia dini dikarenakan kurangnya pemahaman mereka tentang seks. Disamping karena kurangnya pemahaman anak tentang seks, kurangnya partisipasi orang tua dalam memberikan bimbingan mengenai seks kepada anak serta sangat menganggap tabu hal tersebut