Implementasi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Emosi Pasien Dengan Resiko Perilaku Kekerasan
DOI:
https://doi.org/10.35968/wh0zet15Keywords:
Relaksasi Nafas Dalam, Resiko Perilaku Kekerasan, Tingkat EmosiAbstract
Perilaku kekerasan adalah sebuah kondisi emosi dalam mengungkapkan suatu kemarahan yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik. Penyebab resiko perilaku kekerasan dapat terjadi karena faktor predisposisi dan presipitasi. Salah satu teknik yang dapat dilakukan untuk mengontrol perilaku kekerasan adalah dengan cara melakukan relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam tidak hanya memberikan ketenangan secara fisik melainkan dapat menciptakan ketenangan jiwa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan tingkat emosi pasien dengan resiko perilaku kekerasan sebelum dan setelah dilakukan implementasi relaksasi nafas dalam. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus melalui teknik wawancara dan observasi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini ada sebanyak 2 responden. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan tingkat emosi pasien sebelum dan setelah dilakukan terapi relaksasi nafas dalam yang diukur menggunakan lembar observasi tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan. Pada responden I sebelum dilakukan terapi relaksasi nafas dalam menunjukan 15 tanda dan gejala lalu berkurang menjadi 13 tanda dan gejala sementara responden II sebelum dilakukan terapi relaksasi nafas dalam menunjukan 11 tanda dan gejala lalu berkurang menjadi 9 tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi relaksasi nafas dapat membantu pasien dengan resiko perilaku kekerasan dalam mengontrol emosi.
Violent behavior is an emotional condition in expressing anger that is manifested in physical form. The cause of the risk of violent behavior can occur due to predisposition and precipitation factors. One technique that can be done to control violent behavior is by doing deep breathing relaxation. Deep breathing relaxation techniques not only provide physical calm but can create mental calm. The purpose of this study was to determine changes in the level of emotion of patients with a risk of violent behavior before and after the application of deep breathing relaxation. This research method is descriptive with a case study approach through interview and observation techniques. The subjects used in this study were 2 respondents. The results of the study showed differences in the level of emotion of patients before and after deep breathing relaxation therapy was measured using an observation sheet of signs and symptoms of the risk of violent behavior. In respondent I before deep breathing relaxation therapy showed 15 signs and symptoms then reduced to 13 signs and symptoms While respondent II before deep breathing relaxation therapy showed 11 signs and symptoms then reduced to 9 signs and symptoms of the risk of violent behavior. Thus it can be concluded that the application of breathing relaxation can help patients with a risk of violent behavior in controlling their emotions.