Efektivitas Edukasi Dalam Peningkatan Pengetahuan Infeksi Menular Seksual pada Remaja
DOI:
https://doi.org/10.35968/jhr52z04Keywords:
Edukasi Kesehatan, Infeksi Menular Seksual, Remaja, SMPN 268 JakartaAbstract
Pergaulan bebas berkaitan dengan gaya hidup dengan hubungan interpersonal intim tanpa ada komitmen yang jelas atau aturan yang ditetapkan, terutama dalam hubungan seksual. Hal ini sering berhubungan dengan kebebasan personal dan eksplorasi seksual, tetapi juga dapat memiliki konsekuensi yang serius. Pergaulan bebas dapat bervariasi, mulai dari hubungan non-monogami yang disepakati bersama hingga aktivitas seksual yang tidak bertanggung jawab dan amat sangat banyak kasus yang terjadi di kalangan remaja. Edukasi Infeksi Menular Seksual dalam Meningkatkan Pengetahuan Remaja di SMPN 268 Jakarta dengan tujuan untuk melihat atau mengetahui sejauh mana pengetahuan anak usia remaja tentang infeksi menular seksual di kalangan remaja. Subjek penelitian mengikutsertakan 32 orang dengan membandingkan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukannya edukasi. Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data dengan instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dirancang menggunakan skala Guttman dengan 20 pernyataan untuk mengukur pengetahuan tentang infeksi menular seksual. Metode penilaian kuesioner ini sederhana, setiap jawaban benar diberi nilai 1, sementara jawaban salah diberi nilai 0. Teknik ini membantu peneliti untuk secara objektif mengukur peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah sesi edukasi. Hasil penelitian ini perbandingan nilai rata-rata pengetahuan infeksi menular seksual sebelum dan sesudah dilakukan tindakan edukasi yaitu 54,71 : 71,40 menunjukkan adanya peningkatan sehingga implementasi edukasi dapat meningkatkan pengetahuan infeksi menular seksual pada remaja di SMPN 268 jakarta
Promiscuity is associated with a lifestyle involving intimate interpersonal relationships without clear commitment or established rules, particularly in the context of sexual relations. This behavior is often linked to personal freedom and sexual exploration, but it can also lead to serious consequences. Promiscuity can take various forms, ranging from consensual non-monogamous relationships to irresponsible sexual activities. A significant number of such cases are found among adolescents. The study titled "Sexually Transmitted Infection (STI) Education in Improving Adolescents' Knowledge at SMPN 268 Jakarta" aims to assess the level of knowledge among adolescents regarding sexually transmitted infections. The study involved 32 participants, with a comparative analysis of their knowledge before and after the educational intervention. The method employed in this study was data collection through a questionnaire. The instrument used was designed based on the Guttman scale, consisting of 20 statements intended to measure knowledge about STIs. The scoring system was straightforward: each correct answer was given a score of 1, while incorrect answers were scored 0. This method enabled the researchers to objectively evaluate the improvement in knowledge before and after the educational session. The results showed a significant increase in the average knowledge score, from 54.71 before the intervention to 71.40 after. This indicates that the implementation of educational sessions can effectively enhance adolescents’ understanding of sexually transmitted infections at SMPN 268 Jakarta.